Monday, October 27, 2008

Alamat
Warih Wisatsana


Begitu lekas usia membuat kita tua dan pelupa
Tiba dini hari di stasiun terakhir
tak tahu kota masa kecil siapakah ini?

Tertidur sepanjang perjalanan
tangan letih menulis
nama-nama yang kini ingin kuingat
alamat-alamat yang dulu luput tercatat


Melewati hujan dan genangan bayang di kaca
melintasi pohonan yang berkejaran di luar jendela
Apakah kita tengah pergi atau kembali
apakah pulang ke kampung halaman
atau mengunjungi anak cucu di tanah seberang


Dalam kereta malam yang melaju ini
hanya bayangan bocah masa silam
yang datang berulang

berlarian di pematang
mengejar layangan di ujung petang
yang entah berakhir di mana


Bukankah sore tadi sebelum berangkat
sahabat-sahabat kita dengan wajah sedih
mengucapkan selamat jalan
sambil mengingatkan jangan terburu tidur
nanti mimpi menghampiri
menyelinap dalam lelap peluh tangis bayi
tangan mungil mereka akan melambai
dari balik kaca

bagai ranting kering pohon mati
yang luruh di tanah jauh

Begitu lekas kita jadi tua dan pelupa
Tak ingatlagi
potret siapakah yang terselip di dompet ini
Musush-musuh terkasih
atau kekasih-kekasih tersisih
Lamunan dan angan
atau kenangan dalam kenangan
yang menenggelamkan kita
jadi batu kecil di dasar lautan

Entah akan kemana
entah berujung di mana
Kita melaju
bagai mengejar layangan
yang terlepas dari tangan
Basah oleh hari yang penuh kesedihan
tak paham kenapa riang tertinggal di tikungan

Begitu lekas semua terlepas dari tangan
Apakah kita telah sampai
atau selesai?

Labels:

Sunday, October 26, 2008

Ahmadun Yosi Herfanda

Sajak Orang Yang Sendiri

suara zikir orang yang sendiri tengah malam
adalah suara hati yang rindu sampai padamu
kau tahu makna selembar daun yang bergetar
dalam hempasan angin utara? berzikir selalu ia
tapi sekaligus merasa sepi dan ketakutan
sendiri dalam gemuruh bising peradaban

siapakah yang mendengar jeritnya? tak presiden
tak menteri tak pejabat tak konglomerat tak bulan
tak matahari. pesawat-pesawat menderu, mobil-mobil
mengerang, pabrik-pabrik muntah di toko-toko swalayan
orang-orang mabuk di jalan-jalan. tapi ia merasa sepi
sendiri tarmangu di lorong sunyi dirinya sendiri

suara zikir orang yang sendiri tengah malam
suara yang tak pernah padam dalam hatimu sendiri

Labels:

SUJUD

Dharmadi

dari surat kesurat meniti ayat demi ayat
jiwa mengeja abjadabjad, tandatanda Mu bercahaya.
kemudian hadir bayangan sungaisuangai dalam sujud
membasahi sajadah Mu menjadi telaga dan meredam jiwa.

ada desir sabit memagas rumputan dalam hening sunyi dan siur angin dari kepak merpati menyibak permukaan
telaga
dan ada riakriak kecil, langit pun mencipta pelangi


jiwa pun diam dalam samadi
Belajarlah Pada Alam

Gola Gong

Belajarlah pada embun , tak pernah mengutuk matahari
yang menjadikannya tiada, walau denyut masih panjang.
Sementara dinding-dindingku terbatas oleh hari
melulu umpatan ketidakpastian yang lengang.


Belajarlah dari ikan, yang mengabdi pada nelayan
yang membuatnya bermakana, walau terbelenggu
kemiskinan.
Sementara kitab-kitab dan kisah nabi lelah kita baca
menjadikan Alif bata terbentur ke dunia kaca.


Belajarlah pada katak, tak capek memanggil hujan
walau diburu dan berujung di meja-meja restoran.
Sementara aku darah daging Illahi, belajar pada
rahasia alam
menjadikanku ada, tak lepas dari sujud malam.

Labels:

Thursday, October 16, 2008

Mimpi adalah kunci
untuk kita menaklukan dunia
berlarilah tanpa lelah
sampai engkau meraihnya

Laskar.... pelangi...
takkan terikat... waktu....
Bebaskan mimpimu diangkasa
Warnai bintang di jiwa...

Menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersyukurlah pada Yang Kuasa
cinta kita di dunia....
selamanya

Cinta kepada hidup
memberikan senyuman abadi
walau hidup kadang tak adil
tapi cinta lekang di kita...

Laskar.... pelangi.....
takkan terikat.... waktu....
jangan berhenti.... mewarnai....
jutaan mimpi di bumi...

Menarilah dan terus tertawa
walau dunia tak seindah surga
bersyukurlah pada Yang Kuasa
cinta kita di dunia....
Selamanya

Labels:


Friendster Clocks at PingAFriend.com
Myspace Graphics